MUATAN
LISTRIK
Listrik adalah sebuah bentuk
energi. Pemahaman tentang listrik dimulai dengan pemahaman tentang muatan
listrik, yaitu bagian dari atom yang disebut dengan proton dan elektron.
Benda dapat dikatakan bermuatan listrik jika jumlah muatan positif ( proton )
dan muatan negatif (elektron ) tidak seimbang. Benda dikatakan
bermuatan negatif jika pada benda tersebut kelebihan elektron ( jumlah muatan
elektron lebih banyak dari jumlah muatan proton ). Sedangkan benda bermuatan positif
jika pada benda tersebut kekurangan jumlah elektron ( jumlah muatan elektron
lebih sedikit dari jumlah muatan proton ).
Pada benda padat, inti cenderung berada
pada posisi yang tetap, sementara elektron bergerak cukup bebas. Pemberian
muatan pada benda padat dengan cara menggosok bisa dijelaskan sebagai perpindahan
elektron dari satu benda ke benda yang lainnya. Penggaris plastik menjadi
bermuatan negatif ketika digosok dengan handuk kertas, perpindahan elektron
dari handuk ke plastik membuat handuk bermuatan positif yang sama besarnya
dengan muatan negatif yang didapat oleh plastik.
Biasanya muatan pada ke dua benda hanya
bertahan dalam waktu yang terbatas dan akhirnya ke dua benda kembali ke-keadaan
netral.
cara memperoleh muatan listrik adalah
dengan cara melebihkan salah satu muatan. Ada dua cara yaitu: (1) cara konduksi
dan (2) cara induksi.
Cara Konduksi
Bila sebuah benda logam bermuatan
positif disentuhkan dengan benda logam lain yang tidak
bermuatan (netral), maka
elektron-elektron bebas dalam logam yang netral akan tertarik menuju
logam yang bermuatan positif, seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Karena sekarang logam ke dua tersebut
kehilangan beberapa elektronnya, maka logam ini akan bermuatan positif. Proses demikian
disebut memuati dengan cara konduksi atau dengan cara sentuhan, dan
akhirnya ke dua benda memiliki muatan dengan tanda yang sama.
Batang logam netral Batang
logam dimuati dengan cara sentuhan
Gambar 1. Memberi muatan
dengan cara konduksi
Cara Induksi
Bila benda bermuatan positif didekatkan
pada batang logam yang netral, tetapi tidak disentuhkan, maka elektron-elektron
batang logam tidak meninggalkan batang logam, namun elektron-elektron tersebut
bergerak dalam batang logam menuju benda yang bermuatan, dan meninggalkan
muatan positif pada ujung yang berlawanan, seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 2.
Proses seperti Gambar 2. dikatakan,
muatan di-induksikan pada ke dua ujung batang logam. Pada proses ini
tidak ada muatan total yang dihasilkan pada batang logam, muatan hanya dipisahkan,
sehingga muatan batang logam tetap nol. Meskipun demikian, jika batang logam
dipotong menjadi dua bagian, kita akan memiliki dua benda yang bermuatan, satu
bermuatan positif dan yang satunya bermuatan negatif.
|
Batang
logam netral
Gambar 2. Memberi
muatan dengan cara induksi
Cara lain untuk menginduksi muatan total
pada benda logam adalah dengan menghubung-kannya dengan kawat penghantar ke
tanah (ground) sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3(a). (berarti “ground”).
Selanjutnya benda dikatakan di-ground-kan atau dibumikan. Karena bumi sangat
besar dan dapat menyalurkan elektron, maka bumi dengan mudah dapat menerima
ataupun memberi elektron-elektron; oleh karena itu, bumi dapat bertindak sebagai
penampung (reservoir) untuk muatan. Jika suatu benda bermuatan, misalnya muatan
negatif didekatkan ke sebuah logam, maka elektron-elektron bebas dalam logam
akan menolak dan beberapa elektron akan bergerak menuju bumi melalui kawat
(Gambar 3(b)). Hal ini menyebakan logam tersebut bermuatan positif. JIka sekarang
kawat dipotong, logam akan memiliki muatan induksi positif (Gambar 3(c)), dan
setelah benda negatif dijauhkan, elektron-elektron seluruhnya akan kembali ke
logam dan benda akan netral.
|
|
|
Gambar 3. Menginduksi
muatan ke sebuah benda yang terhubung ke tanah
HUKUM COULOMB
Pada tahun 1785, seorang ahli fisika
Prancis bernama Charles Augustin de Coulomb melakukan penelitian mengenai gaya
yang ditimbulkan oleh dua benda yang bermuatan listrik. Coulomb menyatakan
bahwa besar gaya listrik berbanding lurus dengan perkalian besar kedua muatannya
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda. Teori ini disebut Hukum
Coulomb. Gaya tarik dan gaya tolak antara dua muatan listrik dinamakan gaya
Coulomb, yang besarnya dapat ditentukan dalam persamaan:
Dimana :
F
= Gaya interaksi (N)
k = konstanta coulomb (9.109 Nm^2/C^2)
q = muatan listrik (C)
r = jarak antara kedua muatan listrik (m)
k = konstanta coulomb (9.109 Nm^2/C^2)
q = muatan listrik (C)
r = jarak antara kedua muatan listrik (m)
Satuan gaya listrik menurut SI adalah
newton (N). Satu newton (1 N) adalah sebanding dengan muatan yang dipindahkan
oleh arus satu ampere dalam satu detik.
|
||||
|
||||
Gambar
4.Gaya antara 2 muatan titik yang berjarak r
Muatan-muatan segaris
Besarnya gaya Coulomb pada
suatu muatan yang dipengaruhi oleh beberapa muatan yang sejenis langsung dijumlahkan
secara vektor. Pada Gambar 5, gaya Coulomb pada muatan q1 dipengaruhi oleh muatan q2 dan q3 adalah
F = F12 + F13.
Apabila arah ke kanan
dianggap positif dan arah ke kiri negatif, besar gaya Coulomb pada muatan:
F1 = F12 + F13
F1 =
Secara umum, gaya Coulomb
dapat dirumuskan:
|
|
F = F1 + F2 + F3 + …..
|
|
|
|
Gambar 5.Gaya elektrostatis tiga muatan
Muatan-muatan
yang tidak segaris
Tiga buah muatan q1, q2, q3 ditunjukkan seperti pada Gambar 6.
Untuk menentukan gaya Coulomb pada muatan q1 dapat dicari dengan menggunakan rumus
kosinus sebagai berikut.
F1 =
Dengan
F12 = dan F13 =
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 6.Gaya elektrostatis pada tiga
muatan yang tidak segaris
0 komentar:
Posting Komentar