TUGAS MEDIA
PEMBELAJARAN
ARTIKEL
PENGERTIAN
PAKEM, PAIKEM
DAN PAIKEM
GEMBROT
OLEH
PRASETIYA KENCANA
4201409032
PEND. FISIKA
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG 2011
A.
PENGERTIAN PAKEM
PAKEM
adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dengan pengertian
masing – masing sebagi berikut :
1. Pembelajaran Aktif
Secara harfiah
active artinya: ”in the habit of doing things, energetic” (Hornby, 1994:1 2), artinya terbiasa berbuat segala hal dengan menggunakan segala
daya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang
memerlukan keaktifan semua siswa dan
guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual.
Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa
dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa didorong untuk bertanggung jawab terhaap proses belajarnya
sendiri.
Menurut
Taslimuharrom (2008) sebuah proses
belajar dikatakan aktif (active learning)
apabila mengandung:
1) Keterlekatan
pada tugas (Commitment)
Dalam hal ini,
materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya bermanfaat bagi siswa (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant), dan bersifat/memiliki keterkaitan
dengan kepentingan pribadi (personal);
2) Tanggung jawab (Responsibility)
Dalam
hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada siswa untuk
berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengar
dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan peluang kepada
siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
3) Motivasi (Motivation)
Proses belajar
hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsic siswa. Motivasi
intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi
kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik
(bukan ekstrinsik) karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada
dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh
lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah
atau dorongan keharusan dari orangtua dan guru. Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih
berpusat pada siswa (student centered learning). Guru mendorong siswa untuk aktif
mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri. Ia tidak hanya menyuapi
murid, juga tidak seperti orang yang menuangkan air ke dalam ember.
Alhasil, di satu sisi guru aktif:
Ø
memberikan umpan balik;
Ø mengajukan
pertanyaan yang menantang; dan
Ø mendiskusikan
gagasan siswa.
Di sisi lain, siswa
aktif antara lain dalam hal:
Ø bertanya
/ meminta penjelasan;
Ø mengemukakan
gagasan; dan
Ø
mendiskusikan
gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.
2. Pembelajaran Inovatif
McLeod (1989:520) mengartikan inovasi
sebagai: “something newly introduced such
as method or device”. Berdasarkan
takrif ini, segala aspek (metode, bahan, perangkat dan sebagainya) dipandang baru
atau bersifat inovatif apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau belum
dilaksanakan oleh seorang guru meskipun semua itu bukan barang baru bagi guru
lain.
Pembelajaran
inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila
dilakukan dengan cara meng- integrasikan media/alat bantu terutama yang
berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di
antaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft power point merupakan salah
satu alternatif.
Membangun sebuah
pembelajaran inovatif bisa dilakukan dengan cara-cara yang di antaranya
menampung setiap karakteristik siswa dan mengukur kemampuan/daya serap setiap
siswa. Sebagian siswa ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dan
keterampilan dengan menggunakan daya visual (penglihatan) dan auditory
(pendengaran), sedang sebagian lainnya menyerap ilmu dan keterampilan secara
kinestetik (rangsangan/gerakan otot dan raga). Dalam hal ini, penggunaan
alat/perlengkapan (tools)
dan metode yang relevan dan alat bantu langsung dalam proses pembelajaran
merupakan kebutuhan dalam memba- ngun proses pembelajaran inovatif.
Alhasil, di satu sisi guru bertindak inovatif dalam hal:
Ø
menggunakan bahan/materi baru yang bermanfaat dan bermartabat;
Ø
menerapkan pelbagai pendekatan
pembelajaran dengan gaya baru;
Ø
memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan
inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan lingkungan;
Ø
melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.
Di sisi lain, siswa
pun bertindak inovatif dalam arti:
Ø
merngikuti
pembelajaran inoavtif dengan aturan yang berlaku;
Ø
berupaya
mencari bahan/materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan;
Ø
menggunakan
perangkat tekonologi maju dalam proses belajar.
3. Pembelajaran Kreatif
Kreatif (creative) berarti menggunakan hasil ciptaan / kreasi baru atau yang
berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan
kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana baku, namun tetap
perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian, ada
kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan
sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.
Alhasil, di
satu sisi guru bertindak kreatif
dalam arti:
Ø
mengembangkan
kegiatan pembelajaran yang beragam;
Ø
membuat
alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana;
Di
sisi lain, siswa pun kreatif dalam
hal:
Ø merancang
/ membuat sesuatu;
Ø menulis/mengarang.
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif (effective / berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di samping itu, yang juga
penting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang “didapat“ siswa. Guru pun diharapkan
memeroleh “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya.
Untuk
mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap akhir
pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud di sini bukan
sekedar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi, perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta didukung oleh
data catatan guru. Hal ini sejalan dengan kebijakan penilian berbasis kelas atau penilaian authentic yang lebih menekan- kan
pada penilaian proses selain penilaian hasil belajar (Warta MBS UNICEF : 2006)
Alhasil, di
satu sisi guru menjadi pengajar yang
efektif, karena:
Ø
menguasai
materi yang diajarkan;
Ø
mengajar
dan mengarahkan dengan memberi contoh;
Ø
menghargai
siswa dan memotivasi siswa;
Ø
memahami
tujuan pembelajaran;
Ø
mengajarkan
keterampilan pemecahan masalah;
Ø
menggunakan
metode yang bervariasi;
Ø
mengembangkan
pengetahuan pribadi dengan banyak membaca;
Ø
mengajarkan
cara mempelajari sesuatu;
Ø
melaksanakan
penilian yang tepat dan benar.
Di sisi lain, siswa
menjadi pembelajar yang efektif dalam arti:
Ø
menguasai
pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi yang diperlukan;
Ø
mendapat
pengalaman baru yang berharga.
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran
yang menyenangkan (joyful) perlu
dipahami secara luas, bukan hanya berarti selalu diselingi dengan lelucon,
banyak bernyanyi atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran
yang menyenangkan adalah pembela- jaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman dan asyik.
Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner
motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu
sesuatu.
Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, ialah:
Ø adanya
lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang (stress), aman, menarik, dan tidak membuat
siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang
tinggi;
Ø
terjaminnya
ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan;
Ø
terlibatnya
semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan;
Ø
adanya
situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta didik untuk
berpikir jauh ke depan dan
mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari;
Ø
adanya
situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar bersama, dan
ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan dukungan yang enthusiast.
Alhasil, dalam pembelajaran yang menyenangkan guru tidak membuat siswa:
·
takut
salah dan dihukum;
·
takut
ditertawakan teman-teman;
·
takut
dianggap sepele oleh guru atau teman.
Di sisi lain, pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa:
·
berani
bertanya;
·
berani
mencoba/berbuat;
·
berani
mengemukakan pendapat/gagasan;
·
berani
mempertanyakan gagasan orang lain.
B. PENGERTIAN PAIKEM
PAIKEM merupakan
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat
didefinisikan sebagai: pendekatan
mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu
dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa
agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap
pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga
memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap,
pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi”
guru. Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk
mengimple- mentasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi;
3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi.
Model
pembelajaran PAIKEM ini hampir sama penjabarannya dengan model pembelajaran
PAKEM, hanya saja pada model pembelajaran ini ada pembelajaran secara inovatif.
Konsep inilah yang membedakan dengan model PAKEM.
McLeod (1989:520) mengartikan inovasi
sebagai: “something newly introduced such
as method or device”. Berdasarkan
takrif ini, segala aspek (metode, bahan, perangkat dan sebagainya) dipandang baru
atau bersifat inovatif apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau belum dilaksanakan
oleh seorang guru meskipun semua itu bukan barang baru bagi guru lain.
Pembelajaran
inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila
dilakukan dengan cara meng- integrasikan media/alat bantu terutama yang
berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di
antaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft power point merupakan salah
satu alternatif.
Pelajaran bahasa Inggris di sekolah dan
madrasah misalnya, tidak perlu memakai materi asli yang cenderung sekuler.
Bahasa Inggris untuk MTs bisa dikembangkan sendiri, misalnya dengan menggunakan
wacana-wacana ke-Islam-an tentang salat, puasa, zakat/sedekah, dan pergi haji.
Penggunaan wacana-wacana khas ini tidak berarti harus mengabaikan wacana-wacana
umum yang lazim misalnya tentang interpersonal
interaction, tentang daily life
dan tentang hospitality.
Namun, wacana-wacana umum itu disajikan
secara inovatif dalam arti menggunakan metode dan bahan serta kosa kata yang
berbeda dan dapat dipandang Islami. Ketika menjelaskan struktur kalimat the simple
present tense yang menceritakan kegiatan sehari-hari/kebiasaan misalnya,
seorang guru bahasa Inggris bisa menggunakan contoh kalimat: “I do the Jumah prayer in the grand mosque
every Friday” (Setiap hari Jumat
saya salat Jumat di masjid agung) atau “Laila
always helps her mother in the kitchen after praying the maghrib” (Setelah
salat magrib, Laila selalu membantu ibunya di dapur), dan sebagainya. Kalimat
seperti ini tidak hanya Islami, tetapi juga bersifat inovatif dan lebih
bermanfaat daripada kalimat yang bunyinya sekedar “Birds fly in the sky” (Burung-burung terbang di angkasa) apalagi
kalimat yang berbunyi “John goes to the
beach with Jane every Sunday” (Setiap hari Ahad John pergi ke pantai
bersama Jane). Cobalah Anda pikirkan, apa signifikansi kedua kalimat tadi?
Tidak ada, karena semua orang sudah tahu setiap burung kalau terbang pasti di
angkasa, dan kebiasaan John ke pantai berduaan dengan Jane itu tidak Islami
bahkan tidak Indonesiani.
Membangun sebuah
pembelajaran inovatif bisa dilakukan dengan cara-cara yang di antaranya
menampung setiap karakteristik siswa dan mengukur kemampuan/daya serap setiap
siswa. Sebagian siswa ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dan
keterampilan dengan menggunakan daya visual (penglihatan) dan auditory
(pendengaran), sedang sebagian lainnya menyerap ilmu dan keterampilan secara
kinestetik (rangsangan/gerakan otot dan raga). Dalam hal ini, penggunaan
alat/perlengkapan (tools)
dan metode yang relevan dan alat bantu langsung dalam proses pembelajaran
merupakan kebutuhan dalam memba- ngun proses pembelajaran inovatif.
Alhasil, di satu sisi guru bertindak inovatif dalam hal:
o
menggunakan bahan/materi baru yang bermanfaat dan bermartabat;
o
menerapkan pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru;
o
memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan
inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan lingkungan;
o
melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.
Di
sisi lain, siswa pun bertindak inovatif
dalam arti:
o
merngikuti
pembelajaran inoavtif dengan aturan yang berlaku;
o
berupaya
mencari bahan/materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan;
o
menggunakan
perangkat tekonologi maju dalam proses belajar.
C.
PENGERTIAN PAIKEM GEMBROT
PAIKEM GEMBROT, yang
artinya Pembelajaran Aktif Inovatif
Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira
dan Berbobot ) Programini dilaksanakan
di tingkat kabupaten/kota, dengan
mengembangkan praktik-praktik yang baik yang sudah ada. Program juga mendorong pengembangan
dan diseminasi praktik yang baik serta gagasan-gagasan lain di tingkat
kabupaten/kota.
Praktik-praktik ini meliputi:
•
Pengelolaan Sumber Daya, khususnya Fasilitas dan Pegawai.
•
Pendanaan Sekolah secara langsung untuk menunjang Manajemen Berbasis
Sekolah.
•
Manajeman Berbasis Sekolah (MBS) dan Peran Serta Masyarakat (PSM).
Namun para pemerhati pendidikan banyak melakukan
perkembangan yaitu dengan mencetuskan PAIKEM GEMBROT, yang artinya Pembelajaran
Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot ).Ini menjawab
persoalan dari pararekan guru yang banyak menanggapi dari PAKEM, para guru
banyak bertanya bagaimana bisa kalau kita dikejar oleh alokasi waktu dan siswa
yang malas dalam belajar. Disini dituntut bukan hanya kreasi dari guru tetapi
Inovasi guru dalam mengatur siswa dan alokasi waktu tersebut dengan kondisi
siswa dan sekolah serta lingkungan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar